Selasa, 14 Maret 2017

Cineplex 21 Group






"XXI" beralih ke halaman ini. Untuk tahun dalam angka Romawi, lihat 21.
Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital, THX dan yang terbaruDolby Atmos. Cineplex 21 Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1986, hingga Juni 2015, Cineplex 21 Group memiliki total 1240 layar yang tersebar di 33 kota di 146 lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana.
Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda.
Gambar : Logo 21

Sejarah
Studio 21 pertama dibangun di Jalan MH Thamrin Kav 21 oleh Sudwikatmono pada tahun 1986, setelah berhasil melakukan ujicoba sinepleks dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa layar. Studio pertama, Sinepleks di Kartika Chandra ini juga bekerjasama dengan Raam Punjabi. Nama "21" diambil dari nomor kaveling jalan MH Thamrin di lokasi Studio 21 pertama dibangun. Namun, ada juga yang mengatakan, bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari Su-Dwi-kat-Mono. Saat ini, Gedung Studio 21 pertama tersebut sudah berubah menjadi gedung pencakar langit BII Tower. Pada tahun 1999 Sudwikatmono melepaskan kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada partnernya, Benny Suherman dan Harris Lesmana
CINEMA 21
CINEMA 21 memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh Nusantara sebelum Cinema XXI berdiri. Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju.
Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema 21 lagi. Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21.
Pada umumnya Cinema 21 telah dilengkapi tata suara Dolby Digital, dan bahkan beberapa di antaranya yang merupakan Cinema 21 versi terdahulu telah bersertifikat THX, seperti Hollywood KC 21 (Kini Hollywood XXI), Megaria 21 (Kini Metropole XXI), Mega 21 (Kini Pluit Village XXI), Puri 21 (Kini Puri XXI), Anggrek 21 (Kini Anggrek XXI), Citra 21 (Kini Citra XXI), GM 21 (Kini GM XXI), Atrium 21 (kini Atrium XXI), Arion 21 (Kini Arion XXI), Setiabudi 21 (Kini Setiabudi XXI) untuk area Jakarta. Tidak hanya itu, beberapa Cinema 21 bahkan mengadaptasi suasana dan kenyamanan yang setara dengan Cinema XXI. Namun sekali lagi, hal itu berdasarkan pangsa pasar yang dituju dan perjanjian dengan pengelola mall.

Gimana Guys Cineplex 21 Group Keren kan ???
Oke thanks ya Guys sudah mampir..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar